Aku pernah mendengar nama sejenis, HARIMAU TAPANULI, sebuah klub sepakbola bagus yang hanya khusus sebagai alat perjudian bos-nya. Kemaren di beberapa page teman2 ada yang menuliskan ttg harimau, khususnya Harimau di Indonesia, awareness akan kepunahan species itu. Kalau mengingat ttg Harimau Sumatera, aku teringat akan kalung kuku dan taring si Raja Rimba yang selalu ada dileherku, dulu. Sekarang bisnis ini sangat menggiurkan, banyak ditemukan bagian tubuhnya di pedalaman Sumatera, malah ada yang mengatakan sebagai obat kuat pria. Padahal, sepanjang yang aku ketahui, Harimau juga termasuk kategori AYAM JANTAN, 30 detik saja sudah keluar...he he he...
Dasar orang Cina, pikirannya kemana-mana saja, ga sehat, mereka inilah yg mendorong terjadinya pembantaian besar2an Harimau Sumatera; dan orang Cina pun bukan termasuk pria perkasa...ayo mana buktinya? Bukannya SARA, tapi ini kenyataan dilapangan kok. Aku ada cerita tentang ini...
ketika itu, seorang anak berusia hampir 7 tahun murid kelas 2 SD, berjalan memasuki rimbunnya belantara pegunungan Bukit Barisan, yang menghampar dari Aceh hingga ke Lampung, bersama seorang pria tua berusia 65 tahun; berbadan tegap; gagah perkasa; muka kasar penuh guratan pengalaman; jari kelingking tangan kirinya patah; ransel kulit tua kesayangan yang telah hampir 40 tahun bersamanya, ada dipunggung belakang; jaket kanvas kumal pemberian seorang yang sangat disayanginya, Bapa Mudanya; dipinggang tergantung sarung kulit kerbau kering belati tua dengan gagang kayu ebony, belati yang mungkin telah berusia hampir 150 tahun, belati dari mutu baja terbaik pemberian seorang sahabat lamanya ketika berkunjung ke Turki, orang Kurdistan, seorang pengawal pribadi juga.
" Bang, aku haus dan lapar, istirahat ya bang?". Pria tua itu menghela dan tersenyum geli, " Ya nak, mari istirahat, masih lumayan jauh perjalanan ini, mari kita habiskan libur sekolahmu". Aneh, si anak malah memanggil pria tua itu abang, padahal dia pantes dipanggil Ayah atau kakek.
Pria itu berkata, " Walau aku jauh lebih tua dari ayah mu, tapi aku memanggilnya Bapa Muda, karena darahnya lebih tua dari darahku, dan adat mengharuskan aku memanggilnya Bapa Muda. Darah yang mengalir didarahmu adalah darah seorang bijak, disegani dan penguasa di sekitar danau tua itu, seseorang yang hidup beratus tahun yg lalu, tapi kharisma dan kebaikan hatinya selalu dihormati dan dikenang. Anak kecil, kamu sebenarnya harus aku panggil abang, karena jika diurut dari si orang bijak itu, darahmu masih lebih tua".
"Bang, kenapa jarimu putus? " tanya si anak kecil itu. "...Ini tidak seberapa anakku, teman-teman lain malah ada yang kehilangan segalanya".
Pria tua itu adalah seorang veteran perang dunia ke-2. Dia pernah bertemu dengan banyak tokoh-tokoh paling penting negeri ini, dimasa itu. Dia adalah seorang pengawal pribadi bagi beberapa BRAHMANA penting negeri ini. Pria tua itu menguasai beberapa warisan penting dari negeri tempat dia dibesarkan, ILMU SILAT, warisan yang harus diturunkan ke generasi selanjutnya. Pria ini sangat misterius, sedikit legendanya di laskar khusus dengan tugas khusus pula. Dia lebih banyak hidup dialam bebas, menjadi simbol Sumatera ketika itu. Pria tua ini adalah seorang pengawal khusus bagi Agus Salim, Soekarno (ketika dibuang ke Sumatera dan berkunjung ke luar negeri), Oerip Soemoharjo, Bung Hatta (idem), Liberti Manik, Syarifuddin Prawiranegara(idem) dan terakhir Tan Malaka. Dia juga termasuk perintis berdirinya Kopasus sekarang, sejak diberdirikan oleh seorang desertir Belanda yang membelot membela Indonesia. Dia juga seorang teman baik bagi komandannya, Slamet Riyadi.
Dia ini sangat ditakuti oleh Marsoese, Kempetai, dan pasukan terbaik Jenderal Besar Douglas Mac Arthur ketika merebut Surabaya, Gurkha. Mereka lah yang menghancurkan Sekutu di Surabaya, kelak dikenal sebagai pertempuran legendaris di Jembatan Merah Soerabaya, 10 november 1945. HANTU ini hampir ada disemua pertempuran hebat yang pernah dilakukan TNI. Dia bersama dengan temannya adalah HANTU. Namanya ada tapi orangnya ga pernah nongol. Dia dan temannya adalah pasukan perintis, infantrinya infantri yang pertama meng-infiltrasi benteng-benteng Belanda, jika melakukan serangan gerilya. Soedirman dan Nasution mengetahui keberadaan mereka, tapi tidak tahu orang-orangnya. Mereka ini bisa menembus ketatnya Pangkalan Angkatan laut militer Belanda di Cirebon, kelak dikenal sebagai hari sucinya pasukan khusus Indonesia. Mereka ini bisa berkeliaran leluasa disela-sela tembakan peluru Belanda, sambil meledakkan instalasi militer penting Belanda itu. Namanya terkenal karena pernah sebagai 2 orang dari 100 orang pejuang kita, yg selamat hidup-hidup dari gempuran hebat Jepang, berkekuatan 340 orang pasukan berani mati terbaik Nipon, semuanya mati di medan perang itu, sebuah pertempuran dahsyat yang dilupakan.
Mereka memasuki rimba itu. Segera menyiapkan tempat berkemah dan beristirahat. Anak kecil itu kaget karena mereka tinggal di pohon, ga seperti dalam bayangannya selama ini. " Gila nih orang tua, seperti kera saja lincahnya".
Bekal yang dibawa tidak banyak, hanya berupa bumbu, tali, ramuan obat-obatan dll. Tidak ada makanan siap kunyah. Si anak kecil hanya pasrah saja, dia tahu dia berada ditangan orang yang bertanggung jawab dan aman.
Orang tua si anak kecil ini pun tidak melarangnya ketika anak itu diajak pelesir, " PELESIR YANG ANEH".
Dia mengajarkan anak kecil itu banyak sekali ilmu-ilmu survive dihutan rimba, seperti kakak sulungnya, yang membuat dia pernah menjadi HANTU. Dia juga mengajarkan banyak pengetahuan tentang keberagaman hayati di alam Sumatera. Ketika itu, dia mengajak anak kecil itu ke air mata yang cukup jauh dari pohon tempat mereka tinggal. Anak kecil itu tersenyum geli, karena di ajarkan membuat rumah pohon seperti dalam dongeng yang sering dibacakan mama nya. Yang namanya anak kecil, ketika ketemu air terjun dan telaga kecil, langsung saja nyebur untuk berenang dan bermain. Anak itu tidak mengetahui kalau sumber air itu adalah milik semua mahluk hidup yang ada di hutan itu.
Ada beberapa ular yang ditemukannya disana, tapi karena didikan si pria tua itu dulu, anak itu dapat mengatasinya, " Ingat nak, ular pernah di sebutkan sebagai ibu yang melahirkan orang yang menjadi leluhur kita, jangan di bunuh kecuali dia berniat tidak baik, ambil kayu, atau biarkan dia berlalu".
Anak kecil itu sangat meresapi semua wejengan orang tua itu, Orang tua yang tidak memiliki putra, hanya seorang putri yang telah berkeluarga juga, dan tinggal jauh diseberang pulau sana, pulau yang juga menjadi kenangannya, kala menjadi HANTU MOMOK bagi penjajah, dan sobat karib beberapa pejuang dan HANTU lainnya juga penduduknya, JAWA.
Tanpa disadari si anak, yang senang bermain di telaga kecil itu, ada seekor Harimau jantan berekor pendek datang mendekat, mungkin untuk minum atau untuk mencari mangsa. Si anak kontan ketakutan, karena telaga kecil itu dalamnya hanya selutut si anak tadi. Segera anak itu berlari ketepian lainnya, mendekati orang tua yang menjadi pelindungnya.
Anak itu ingat satu hal, " Jangan berlari jika bertemu dengan OMPUNG (sebutan untuk Harimau), karena jika kamu berlari, berarti dia akan menganggap kamu sebagai mangsanya".
Anak itu pun segera menyadarinya, posisi si orang tua itu agak lumayan jauh darinya, sedang mengumpulkan daun2 untuk dijadikan ramuan obat baginya sendiri. Segera si anak itu berbalik badan dengan telanjang bulat, (maklumlah dihutan dan dia kan masih anak-anak) menatap kearah si Harimau jantan tadi, HARIMAU SUMATERA. Anak itu menatap penuh kegarangan, segera mengambil belati pendeknya dan menghunuskannya didepan dada. Anak itu terdiam menunggu reaksi si harimau itu.
Harimau itu segera membalas tatapannya, mungkin berpikir, " Siapa anak ini berani menatap mataku? Dia tidak takut. Anak ini tidak ketakutan seperti yang lainnya".
Tapi yang namanya Raja Hutan, dia merasa dialah yang berkuasa disana, dialah HARIMAU SUMATERA. Dia segera mendekati anak itu, memasuki telaga itu. Tingginya hampir sama dengan anak itu.
Sementara di tempat lain, seorang pria tua, entah bagaimana caranya, telah 'terbang' melompat dari satu batu ke batu yg lainnya. Hitungan detik dia telah ada disamping si anak. Pria tua itu pun segera menghunuskan belati tuanya. Berbicara kepada si harimau, entah apa yang mereka bicarakan, yang satu menggeram dan mengaum yang satu lagi berbicara dalam bahasa manusia. Sementara si anak sudah jiper, karena mimpi buruk itu bukan saja didalam dongeng yang selalu diceritakan mamanya dan istri pria tua itu.
Harimau itu mendekat karena ternyata si anak telah mendekat pula," Gila nyali nih anak kecil".
Pria tua pun menyadarinya, dia segera melangkah didepan anak itu melindunginya. Pria itu membuka jaket lusuhnya, dengan terlebih dulu meletakkan ransel tuanya. Melangkah mendekati kearah harimau itu. Hitungan menit-an telah terjadi perkelahian sengit dan hebat antara si pria melawan harimau itu. Tidak beberapa lama, terlihat ceceran darah dari keduanya, dan anak itupun menjerit sambil menangis, mendekati si harimau sambil menikamnya berkali-kali didada dan di mulutnya yang sedang mengigit lengan si pria tua. Harimau itu telah tergeletak karena belati pria tua itu sangat tajam sekali, konon besi pun bisa dipotong belati itu, agaknya tulang yang melindungi perut dan jantung si harimau itu koyak dan patah ditebas belati Turki itu. Si pria tua itu pun tergeletak kesakitan, begitu dia menyadari Harimau Sumatera itu telah bersimbah darah. Harimau Sumatera itu tewas ditangan HARIMAU SUMATERA.
Anak itu, yang baju dan badannya telah bersimbah darah, segera memanggul pria yang dikasihinya itu, menuntunnya ke rumah pohon mereka. Segera mengobati pria tua itu dengan ramuan yang dibawa, tentu dengan bimbingannya. Menjelang Asar, pria tua itu telah kembali dari telaga membawa seonggok daging yang telah dikuliti, bangkai harimau itu. Malam itu mereka menyantap bangkai harimau itu, sebagian ada yang dipotong kecil untuk dibawa pulang. Kuku dan taringnya di preteli untuk dijadikan barang pribadi pria tua itu.
Anak itu terbangun ketika si pria tua itu telah memotong-motong bangkai itu, dalam hatinya, " Ini kan pertarungan untuk bertahan hidup, jadi bukan untuk membunuh karena dendam atau maksud lainnya. daging itu juga untuk dimakan kok, jadi ga akan salah dan disalahkan".
Taring dan kuku itu kelak, disepuh dan diubah menjadi sebuah kenangan oleh pria tua itu.
KALUNG DAN TARING ITU LAH YANG SELALU MEGHIASI LEHER KU, AKULAH ANAK KECIL DICERITA. SEKARANG HARIMAU SUMATERA ITU JUA TELAH KEMBALI BERPULANG KEPADA PENCIPTANYA. NAMUN AJARAN DAN WEJENGANNYA SELALU BERSEMAYAM DIDALAM HATIKU. KELAK TARING ITU AKU BERIKAN KEPADA PUTRI TUNGGAL SI HARIMAU SUMATERA. SEMUA DIKELUARGAKU MENDAPATKANNYA. TAPI KALUNG KUKU ITU, ADALAH KUKU YANG PERNAH MELUKAI TANGANKU KETIKA AKU MENIKAM HARIMAU ITU. KALUNGKU ITU ADALAH PEMBERIAN HARIMAU SUMATERA KHUSUS DIKERJAKAN OLEH TANGANNYA SENDIRI UNTUK AKU DAN PAPAKU, ORANG-ORANG YANG DIKASIHINYA DISAMPING ISTRI DAN PUTRI TUNGGALNYA.
Dasar orang Cina, pikirannya kemana-mana saja, ga sehat, mereka inilah yg mendorong terjadinya pembantaian besar2an Harimau Sumatera; dan orang Cina pun bukan termasuk pria perkasa...ayo mana buktinya? Bukannya SARA, tapi ini kenyataan dilapangan kok. Aku ada cerita tentang ini...
ketika itu, seorang anak berusia hampir 7 tahun murid kelas 2 SD, berjalan memasuki rimbunnya belantara pegunungan Bukit Barisan, yang menghampar dari Aceh hingga ke Lampung, bersama seorang pria tua berusia 65 tahun; berbadan tegap; gagah perkasa; muka kasar penuh guratan pengalaman; jari kelingking tangan kirinya patah; ransel kulit tua kesayangan yang telah hampir 40 tahun bersamanya, ada dipunggung belakang; jaket kanvas kumal pemberian seorang yang sangat disayanginya, Bapa Mudanya; dipinggang tergantung sarung kulit kerbau kering belati tua dengan gagang kayu ebony, belati yang mungkin telah berusia hampir 150 tahun, belati dari mutu baja terbaik pemberian seorang sahabat lamanya ketika berkunjung ke Turki, orang Kurdistan, seorang pengawal pribadi juga.
" Bang, aku haus dan lapar, istirahat ya bang?". Pria tua itu menghela dan tersenyum geli, " Ya nak, mari istirahat, masih lumayan jauh perjalanan ini, mari kita habiskan libur sekolahmu". Aneh, si anak malah memanggil pria tua itu abang, padahal dia pantes dipanggil Ayah atau kakek.
Pria itu berkata, " Walau aku jauh lebih tua dari ayah mu, tapi aku memanggilnya Bapa Muda, karena darahnya lebih tua dari darahku, dan adat mengharuskan aku memanggilnya Bapa Muda. Darah yang mengalir didarahmu adalah darah seorang bijak, disegani dan penguasa di sekitar danau tua itu, seseorang yang hidup beratus tahun yg lalu, tapi kharisma dan kebaikan hatinya selalu dihormati dan dikenang. Anak kecil, kamu sebenarnya harus aku panggil abang, karena jika diurut dari si orang bijak itu, darahmu masih lebih tua".
"Bang, kenapa jarimu putus? " tanya si anak kecil itu. "...Ini tidak seberapa anakku, teman-teman lain malah ada yang kehilangan segalanya".
Pria tua itu adalah seorang veteran perang dunia ke-2. Dia pernah bertemu dengan banyak tokoh-tokoh paling penting negeri ini, dimasa itu. Dia adalah seorang pengawal pribadi bagi beberapa BRAHMANA penting negeri ini. Pria tua itu menguasai beberapa warisan penting dari negeri tempat dia dibesarkan, ILMU SILAT, warisan yang harus diturunkan ke generasi selanjutnya. Pria ini sangat misterius, sedikit legendanya di laskar khusus dengan tugas khusus pula. Dia lebih banyak hidup dialam bebas, menjadi simbol Sumatera ketika itu. Pria tua ini adalah seorang pengawal khusus bagi Agus Salim, Soekarno (ketika dibuang ke Sumatera dan berkunjung ke luar negeri), Oerip Soemoharjo, Bung Hatta (idem), Liberti Manik, Syarifuddin Prawiranegara(idem) dan terakhir Tan Malaka. Dia juga termasuk perintis berdirinya Kopasus sekarang, sejak diberdirikan oleh seorang desertir Belanda yang membelot membela Indonesia. Dia juga seorang teman baik bagi komandannya, Slamet Riyadi.
Dia ini sangat ditakuti oleh Marsoese, Kempetai, dan pasukan terbaik Jenderal Besar Douglas Mac Arthur ketika merebut Surabaya, Gurkha. Mereka lah yang menghancurkan Sekutu di Surabaya, kelak dikenal sebagai pertempuran legendaris di Jembatan Merah Soerabaya, 10 november 1945. HANTU ini hampir ada disemua pertempuran hebat yang pernah dilakukan TNI. Dia bersama dengan temannya adalah HANTU. Namanya ada tapi orangnya ga pernah nongol. Dia dan temannya adalah pasukan perintis, infantrinya infantri yang pertama meng-infiltrasi benteng-benteng Belanda, jika melakukan serangan gerilya. Soedirman dan Nasution mengetahui keberadaan mereka, tapi tidak tahu orang-orangnya. Mereka ini bisa menembus ketatnya Pangkalan Angkatan laut militer Belanda di Cirebon, kelak dikenal sebagai hari sucinya pasukan khusus Indonesia. Mereka ini bisa berkeliaran leluasa disela-sela tembakan peluru Belanda, sambil meledakkan instalasi militer penting Belanda itu. Namanya terkenal karena pernah sebagai 2 orang dari 100 orang pejuang kita, yg selamat hidup-hidup dari gempuran hebat Jepang, berkekuatan 340 orang pasukan berani mati terbaik Nipon, semuanya mati di medan perang itu, sebuah pertempuran dahsyat yang dilupakan.
Mereka memasuki rimba itu. Segera menyiapkan tempat berkemah dan beristirahat. Anak kecil itu kaget karena mereka tinggal di pohon, ga seperti dalam bayangannya selama ini. " Gila nih orang tua, seperti kera saja lincahnya".
Bekal yang dibawa tidak banyak, hanya berupa bumbu, tali, ramuan obat-obatan dll. Tidak ada makanan siap kunyah. Si anak kecil hanya pasrah saja, dia tahu dia berada ditangan orang yang bertanggung jawab dan aman.
Orang tua si anak kecil ini pun tidak melarangnya ketika anak itu diajak pelesir, " PELESIR YANG ANEH".
Dia mengajarkan anak kecil itu banyak sekali ilmu-ilmu survive dihutan rimba, seperti kakak sulungnya, yang membuat dia pernah menjadi HANTU. Dia juga mengajarkan banyak pengetahuan tentang keberagaman hayati di alam Sumatera. Ketika itu, dia mengajak anak kecil itu ke air mata yang cukup jauh dari pohon tempat mereka tinggal. Anak kecil itu tersenyum geli, karena di ajarkan membuat rumah pohon seperti dalam dongeng yang sering dibacakan mama nya. Yang namanya anak kecil, ketika ketemu air terjun dan telaga kecil, langsung saja nyebur untuk berenang dan bermain. Anak itu tidak mengetahui kalau sumber air itu adalah milik semua mahluk hidup yang ada di hutan itu.
Ada beberapa ular yang ditemukannya disana, tapi karena didikan si pria tua itu dulu, anak itu dapat mengatasinya, " Ingat nak, ular pernah di sebutkan sebagai ibu yang melahirkan orang yang menjadi leluhur kita, jangan di bunuh kecuali dia berniat tidak baik, ambil kayu, atau biarkan dia berlalu".
Anak kecil itu sangat meresapi semua wejengan orang tua itu, Orang tua yang tidak memiliki putra, hanya seorang putri yang telah berkeluarga juga, dan tinggal jauh diseberang pulau sana, pulau yang juga menjadi kenangannya, kala menjadi HANTU MOMOK bagi penjajah, dan sobat karib beberapa pejuang dan HANTU lainnya juga penduduknya, JAWA.
Tanpa disadari si anak, yang senang bermain di telaga kecil itu, ada seekor Harimau jantan berekor pendek datang mendekat, mungkin untuk minum atau untuk mencari mangsa. Si anak kontan ketakutan, karena telaga kecil itu dalamnya hanya selutut si anak tadi. Segera anak itu berlari ketepian lainnya, mendekati orang tua yang menjadi pelindungnya.
Anak itu ingat satu hal, " Jangan berlari jika bertemu dengan OMPUNG (sebutan untuk Harimau), karena jika kamu berlari, berarti dia akan menganggap kamu sebagai mangsanya".
Anak itu pun segera menyadarinya, posisi si orang tua itu agak lumayan jauh darinya, sedang mengumpulkan daun2 untuk dijadikan ramuan obat baginya sendiri. Segera si anak itu berbalik badan dengan telanjang bulat, (maklumlah dihutan dan dia kan masih anak-anak) menatap kearah si Harimau jantan tadi, HARIMAU SUMATERA. Anak itu menatap penuh kegarangan, segera mengambil belati pendeknya dan menghunuskannya didepan dada. Anak itu terdiam menunggu reaksi si harimau itu.
Harimau itu segera membalas tatapannya, mungkin berpikir, " Siapa anak ini berani menatap mataku? Dia tidak takut. Anak ini tidak ketakutan seperti yang lainnya".
Tapi yang namanya Raja Hutan, dia merasa dialah yang berkuasa disana, dialah HARIMAU SUMATERA. Dia segera mendekati anak itu, memasuki telaga itu. Tingginya hampir sama dengan anak itu.
Sementara di tempat lain, seorang pria tua, entah bagaimana caranya, telah 'terbang' melompat dari satu batu ke batu yg lainnya. Hitungan detik dia telah ada disamping si anak. Pria tua itu pun segera menghunuskan belati tuanya. Berbicara kepada si harimau, entah apa yang mereka bicarakan, yang satu menggeram dan mengaum yang satu lagi berbicara dalam bahasa manusia. Sementara si anak sudah jiper, karena mimpi buruk itu bukan saja didalam dongeng yang selalu diceritakan mamanya dan istri pria tua itu.
Harimau itu mendekat karena ternyata si anak telah mendekat pula," Gila nyali nih anak kecil".
Pria tua pun menyadarinya, dia segera melangkah didepan anak itu melindunginya. Pria itu membuka jaket lusuhnya, dengan terlebih dulu meletakkan ransel tuanya. Melangkah mendekati kearah harimau itu. Hitungan menit-an telah terjadi perkelahian sengit dan hebat antara si pria melawan harimau itu. Tidak beberapa lama, terlihat ceceran darah dari keduanya, dan anak itupun menjerit sambil menangis, mendekati si harimau sambil menikamnya berkali-kali didada dan di mulutnya yang sedang mengigit lengan si pria tua. Harimau itu telah tergeletak karena belati pria tua itu sangat tajam sekali, konon besi pun bisa dipotong belati itu, agaknya tulang yang melindungi perut dan jantung si harimau itu koyak dan patah ditebas belati Turki itu. Si pria tua itu pun tergeletak kesakitan, begitu dia menyadari Harimau Sumatera itu telah bersimbah darah. Harimau Sumatera itu tewas ditangan HARIMAU SUMATERA.
Anak itu, yang baju dan badannya telah bersimbah darah, segera memanggul pria yang dikasihinya itu, menuntunnya ke rumah pohon mereka. Segera mengobati pria tua itu dengan ramuan yang dibawa, tentu dengan bimbingannya. Menjelang Asar, pria tua itu telah kembali dari telaga membawa seonggok daging yang telah dikuliti, bangkai harimau itu. Malam itu mereka menyantap bangkai harimau itu, sebagian ada yang dipotong kecil untuk dibawa pulang. Kuku dan taringnya di preteli untuk dijadikan barang pribadi pria tua itu.
Anak itu terbangun ketika si pria tua itu telah memotong-motong bangkai itu, dalam hatinya, " Ini kan pertarungan untuk bertahan hidup, jadi bukan untuk membunuh karena dendam atau maksud lainnya. daging itu juga untuk dimakan kok, jadi ga akan salah dan disalahkan".
Taring dan kuku itu kelak, disepuh dan diubah menjadi sebuah kenangan oleh pria tua itu.
KALUNG DAN TARING ITU LAH YANG SELALU MEGHIASI LEHER KU, AKULAH ANAK KECIL DICERITA. SEKARANG HARIMAU SUMATERA ITU JUA TELAH KEMBALI BERPULANG KEPADA PENCIPTANYA. NAMUN AJARAN DAN WEJENGANNYA SELALU BERSEMAYAM DIDALAM HATIKU. KELAK TARING ITU AKU BERIKAN KEPADA PUTRI TUNGGAL SI HARIMAU SUMATERA. SEMUA DIKELUARGAKU MENDAPATKANNYA. TAPI KALUNG KUKU ITU, ADALAH KUKU YANG PERNAH MELUKAI TANGANKU KETIKA AKU MENIKAM HARIMAU ITU. KALUNGKU ITU ADALAH PEMBERIAN HARIMAU SUMATERA KHUSUS DIKERJAKAN OLEH TANGANNYA SENDIRI UNTUK AKU DAN PAPAKU, ORANG-ORANG YANG DIKASIHINYA DISAMPING ISTRI DAN PUTRI TUNGGALNYA.
No comments:
Post a Comment