Saturday, July 14, 2007
CaSaBLaNCa ElEvAtEd rOAd
SiaNG iTu, JaKaRTa TeRBaKaR, MuNGKiN, MaY 14th 1998
KaMi DuDuKi GeDuNG RaKYaT iTu, “MeReKa HaRuS DiSaPu”
JaKaRTa HaMPa NuRaNi, PaRa KoMaNDaN Ke MaLaNG
DeNGaN 2 MoToR, ‘GHoST RiDeRS’, KaMi JeLaJaHi BaTaVia
Di KLeNDeR, PLaZa iTu DiBaKaR, BaNYaK TeRPaNGGaNG HiDuP-HiDuP
YaNG MeLoMPaT, “aH…BeBeRaPa JaDi SaTe Di PaGaR iTu”
KeLaK DiSeBuT YaNG MaTi HaNYa RaTuSaN
MaTa-KaMi BeRKaTa LaiN, “MeReKa RiBuaN, KiTa TeLaT!”
"aPaKaH MeReKa iTu, HaNYa DiaKui BaNGKai KuCiNG?"
MeRaSa BeRDoSa, MoToR BeRKoPLiNG aKu KeBuT KeTeMPaT LaiN
KaMi MeNYaKSiKaN BaNYaK PeReMPuaN SiPiT BeRSeRaKaN TaK BeRDaYa
PaKaiaN RoBeK TeRCeRaBuT, “MeReKa DiNiSTa-KaN…LuKa iTu?”
ReMaJa SeKoLaH, CeLaNa PeNDeK BiRu, MeMeRKoSa SiPiT LaiN-NYa
KePaLa CePaK TiNGGi MeMBaKaR, “SiKSa, RaMPoK…SeMua-NYa”
aKu MuRKa, CePaK BeRLaRaS Ku-HaJaR HiNGGa TeRGeLeTaK…MaTi???
PaRa aKiL BaLiG iTu DiGeBuKi TeMaN,” MaNa MoRaL-KaLiaN?”
MeReKa BeRuBaH MeNJaDi GeRoMBoLaN SeRiGaLa HuTaN
Di PeCiNaN SaNa, aKu LiHaT JuGa PRia SiPiT DiBaKaR HiDuP-HiDuP
“SeGeRa PaDaMKaN”, PaRa BiNaTaNG KeTaKuTaN, “ADA MAHASISWA”
KaViLeRi DaTaNG,” MaSuKKaN, SeGeRa DiTaNGaNi”
KeMuDiaN MoToR Tua iTu KuKeBuT Ke TeMPaT LaiN
aiR MaTa MeNeTeS TaK TeRBeNDuNG LaGi…
“PeRJuaNGaN TeLaH DiNoDai”
Di CaSaBLaNCa…MoToR KaMi TeRHeNTi SeKeTiKa
KaMi BeReMPaT GeNTaR MeLiHaT PeMaNDaNGaN iBuKoTa, HiTaM
DiSaNa, SeGeRoMBoLaN SeRiGaLa LaiN MeNuJu Ke aRaH KaMi
SeKeTiKa, aKu TeRSeNTaK, MeReKa RiBuaN, NYaLi-Ku TeRuSiK
TeRNYaTa MoBiL iTu MeReKa KeJaR-KeJaR
DiDaLaM-NYa BeBeRaPa WaNiTa TeRiaK HiSTeRiS KeTaKuTaN
aKu SeGeRa aRaH-KaN MoToR iNi MeNDaHuLui MeReKa
KuMPuLaN BiNaTaNg TeRPeCaH 2 KeLoMPoK, MaSiH RiBuaN JuGa
MoToR LaiN, TeMaN SeGeRa MeNoLoNG, 2 SiPiT PuCaT, 2 aSiNG PuTiH
Motor KuPaRKiR, KaMi TuRuN, aKu DaN BoNCeNGaN MeNCeGaT
“aYo, HaDaPi KaMi SaJa”, eRaNGaN GaNaS BiNaTaNG itu MeReDuP,
TeMaN BeRBiSiK, “KeMaNa PiHaK KeaMaNaN? NGaWaL CeNDaNa ?”
MaSSa DRaSTiS JaDi KuMPuLaN DoMBa JiNaK, MaTa KaMi MeRaH
MaTa-MaTa YaNG LiaR iTu KaLaH LiaR DeNGaN MaTa KaMi
“PuLaNGLaH, SeMoGa AlLLaH-Mu MeNGaMPuNi-Mu…PuLaNG”
BeRSeRu PeLaN, “ADA MAHASISWA!”
DiBaGiaN LaiN SiSi JaLaN, aMUK MaSSa JuGa TeRTaHaN, DiaM
MoBiL iTu DiHeNTiKaN MoToR LaiN, PeNuMPaNGNYa DiaM
TiBa-TiBa BoNCeNGaNKu TeLaH DiSaNa, “ PeRGi! eVaKuaSi MeReKa”
SeoRaNG TeMaN MeNGaMBiL aLiH KeMuDi MoBiL iTu, “TeNaNG ! ”
DoMBa-DoMBa iTu BuBaR, KaUm HaWa itu DiaNTaR, TRiSaKTi!
“oH...GuSTi! aMaRaH MeReKa, MeNGuNDaNG Si JaHaT”
KaSaT MaTa, MeLiHaT Si JaHaT DaLaM KaBuT HiTaM, “Oh…JaKaRTa !”
SuNGGuH, BeNGiS BeRTaNDuK TeRSeNYuM MeNaNG, MeNGeJeK KaMi
“ KaLiaN BiSa aPa ?”, eFeK ReLiGiuS, TeRuKiR Di BeNaK KaMi
TeMaN MeNGHeLA, “ HaRi DePaN PeNuh MaLaPeTaKa”
KaMi MeNDeNGaR DiaM, KeCeWa, LeLaH, TeRTuNDuK LeSu
“HaRi TeLah GeLaP, PuLaNG! KiTa BuKaN TuHaN !”
MoToR BeRKoPLiNG iTu DiAraHKaN Ke SeNaYaN, konon GeDuNG RaKYaT
aiR MaTa MaSiH MeNGaLiR, KaMi CoBa SeKa, TaPi TiDaK BeKaS-NYa
“ Esok, BaWa TeMaN, BaNYaK, KiTa HaRuS BeRTaNGGuNG JaWaB ”
“GHoST RiDeRS! DiMaNa KaLiaN SeKaRaNG?”
“KeNaNGaN iTu HaRuS TeTaP MeNYaTuKaN KiTa”
Di CaSaBLaNCa eLeVaTeD RoaD, “BeNaR NuBuaT-Mu Ya RABBI!”
Born to be Wild, Stepphenwolf
TOS DULU LAH GELAS KITA NIH...NIKMAT..PASSSSS!
Sejarah kopi dari sekitar abad 9, di Ethiopia menyebar ke Mesir dan Yaman, dan kemudian pada abad 15, menjangkau Persia , Mesir, Turki dan Afrika utara. Pada awalnya kopi kurang begitu diterima oleh sebagian orang. Tahun 1511, karena efek rangsangannya, dilarang oleh para imam konservatif dan othodoks di Makkah. Tetapi karena popularitas minuman ini, larangan tersebut tahun 1524 dihilangkan oleh Sultan Selim I, Kesultanan Utsmaniyah Turki. Di Kairo, Mesir, juga tahun 1532, ini sih katanya. Setahuku ga seperti ini, wes kerepmu lah! aku mau seruput dulu nih kopi...hmmmm!
Dari Arab, kopi menyebar ke Eropa, menjadi populer abad ke-17. Orang Belanda-lah yang pertama kali mengimpor kopi dalam skala besar ke Eropa, dan menyelundupkan bijinya tahun 1690, karena tidak diijinkan keluar kawasan Arab. Kemudian berlanjut pada penanaman kopi di Jawa, oleh Belanda.
Ketika kopi mencapai kawasan koloni Amerika, awalnya tidak sesukses di Eropa, karena dianggap kurang bisa menggantikan alkohol. tetapi, selama Perang Revolusi, permintaan terhadap kopi meningkat cukup tinggi, sampai para penyalur harus membuka persediaan cadangan dan menaikkan harganya secara dramatis; hal ini didasari menurunnya persediaan teh oleh pedagang Inggris. Minat orang Amerika terhadap kopi bertumbuh pada awal abad 19, menyusul terjadinya perang tahun 1812, di mana akses impor teh terputus sementara, juga karena meningkatnya teknologi pembuatan minuman, maka posisi kopi sebagai komoditas sehari-hari di Amerika menguat.
Ada 2 spesies besar dari tanaman kopi:
Arabica adalah kopi tradisional, dan dianggap paling enak rasanya. Kopi Arabika biasanya dinamakan oleh dermaga tempat diekspor, 2 tertua adalah Mocha dan Jawa. Kopi arabika di Indonesia ditanam di Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Bali, dan NTT. Kopi arabika hanya ditanam sebagian kecil petani. Padahal, harga kopi arabika di pasar dunia tetap tinggi. Kopi arabika ditentukan oleh bursa kopi di New York.
Coffee canephora (Robusta) mempunyai kandungan Kafein lebih tinggi dan boleh ditanam dikawasan yang tidak sesuai arabica. Mendorong penggunaannya sebagai ganti murah bagi arabica dalam perdagangan. Robustas mutu tinggi digunakan sebagai bahan campuran espresso, untuk cost yang lebih rendah. Di Italia, kebanyakan espresso menggunakan Robusta digoreng garing (dark roasted). Robusta biasanya tidak dinikmati sendiri, karena rasanya yang pahit dan asam. Umumnya petani di Indonesia menanam kopi robusta, harganya rendah. Di pasar dunia saat ini kopi robusta sedang membanjiri pasaran, terutama kopi robusta produksi Brasil dan Vietnam. Kopi jenis ini umumnya ditanam petani di Bengkulu, Lampung, dan Sumatera Selatan.
Satu jenis kopi yang tidak biasa dan sangat mahal harganya adalah sejenis robusta di Indonesia yang dinamakan kopi luwak (Common Palm Civet). Kopi ini dikumpulkan dari kotoran luwak, yang proses pencernaanya memberikan rasa yang unik. harga robusta ditentukan oleh bursa kopi di London.
Kopi biasanya minuman dihidangkan panas, dan dari biji dari tanaman kopi yang dipanggang atau digoreng. Kopi merupakan sumber utama cafein. Walaupun tidak diketahui ramai, sebagian kopi bertambah baik mutunya dan nikmat jika semakin berumur, asemnya berkurang. Beberapa produsen menjual biji kopi yang telah disimpan selama 3 tahun, bahkan beberapa kedai khusus menyimpannya 8 tahun.
Air yang digunakan untuk pembuatan kopi harus dari yang bersih, terus direbus matang. Jika menggunakan coffee maker, sebaiknya di cuci bersih, agar ampas yang tersisa tidak mempengaruhi aroma dan menambah rasa asem. Ada berbagai macam cara pembuatan, dari Sabang hingga Merauke, Banda Aceh hingga New York, atau Kutub Selatan hingga Kutub Utara. Di Indonesia, segelas kopi buatan Sumatera yang alami, masih yang terbaik. Kopi yang telah halus dimasak dengan rebusan air, kadang ditambahkan dengan kayu manis dan rempah-rempah lainnya. Ada juga yang mencampur bubuk kopi dengan sedikit cengkeh. Gula putih juga kadang digantikan dengan gula merah. Jika direbus, sebaiknya kopi dan airnya ditutup sejak direbus hingga kira-kira 3 menit setelah api dimatikan. Uap dari perebusan kopi jangan sampai keluar dari wadah rebusan. Kopi akan merata, ampasnya akan mengendap dibagian bawah wadah perebusan.
Hmmmm..nikmat lah...tapi hati-hati! Ga semua orang bisa meminumnya, karena minuman hitam ini adalah sajian buat para Dewa dan Dewi. Segelas kopi adalah teman yang paling nikmat buat orang yang suka bergadang, melamun, atau surfing internet; ditambah dengan keletak bunyi bakaran tembakau. Ada seorang saudaraku, ketika aku masih SD, meninggal karena seorang penggemar kopi edan, jika giginya tidak kuning oleh kopi, berarti dia belum ngopi...ini mah edan..jangan di ikutin, jangan-jangan kencingnya juga darahnya telah hitam. Cukup 2x sehari, pagi atau sore.
Sayangnya, Raja Dangdut Haji Rhoma Irama lupa memasukkan satu kalimat lagi dalam tembang hits nya, “....BEGADANG JANGAN BEGANDANG..KALAU TIADA ARTINYA...BEGADANG BOLEH SAJA JIKA ADA MAKSUDNYA...”. Seharusnya Bang Haji menambahkan “...BEGADANG BOLEH SAJA JIKA SAJA ADA KOPINYA...” HA HA HA HA!
Friday, July 13, 2007
INDoNeSia YaNG AKu RiNDuKaN
" Come away with me in the night, come away with me and I will write you a song".
Suatu ketika aku melakukan perjalanan untuk 'merangkai' 'benang-benang kusut' itu menjadi sulaman bunga kembang sepatu. Segala sesuatu butuh privasi, demi kelangsungan sendiri dan generasi setelahnya, mungkin juga sekitar. Perjalanan disela-sela cutiku setelah sepurnama lamanya memperkaya negeri orang.
"Come away with me on a bus, come away with me where they can't tempt us, with their lies".
Aku menggunakan kendaraan umum Colt L-300. Menuju ke Lembang, rencananya 2 hari menginap di losmen murah. Tidak perlu mahal. Ambisi, amarah, dendam, cita, mimpi, hasrat, cinta dll harus diselaraskan dan digiring demi sebuah keputusan bersama yang disepakati. Manusia adalah pengguna atas apa yang ada didirinya, diberikan Pencipta dan tidak ada seorangpun dikolong langit ini yang bisa merubahnya. Kadang ada yang berterima kasih karenanya dan tidak sedikit yang menggerutu.
"I want to walk with you on a cloudy day, in fields where the yellow grass grows knee kigh; So won't you try to come"
Ditengah jalan angkutan umum mogok mengakibatkan penumpang harus bersabar sampai kendaraan bisa jalan lagi. Sebagian ada yang marah karena waktu mereka tertunda. Ada juga yang marah tanpa alasan. Ada yang diam cuek menandakan dia orang yang toleran dengan ketidaksengajaan. Aku keluar merokok dan menunggu. Ada juga yang membantu pak supir dan kerneknya memperbaiki kendaraan. Lucu juga, seperti itu juga agaknya hidup.
“Come away with me and we'll kiss on a mountain top. Come away with me and I'll never stop loving you”
Ternyata penyambung kabel kepengapian terlepas entah dimana. Akhirnya aku sedikit membantu crew oplet. Mulutku asem karena lapar juga gerah. Air mineral tidak bisa membujuk perutku agar sejenak mau berdamai, “ Kan nggak disengaja!”.
Setelah diingat, ternyata kernek lupa memeriksa kendaraan. Semua disitu mengomelin kernek yang kecil meringkih. Agaknya supir memilih ikut menyalahkannya, cari amanlah!
"And I want to wake up with the rain; Falling on a tin roof"
Ada penumpang yang menegurku karena masih sempat-sempatnya becanda dengan kernek, si terdakwa. Aku menawarkan rokok kretek tanpa filter juga air. Seorang ibu kesal dengan kami berdua, aku jawab,“ Kumaha atuh si ibu? Kernek oge manusialah!”. Seketika semua orang disitu tergelak tertawa, si ibupun senyum. Tapi si ibu cerdik,“ Kunaon pipiluan seri kernek?”. Sikernek diam menyimak. Wah, si kernek bijak juga, berbisik “ Engkeu, abdi moal siga kiyeu deui”. Terpaksa kernek mencari spare-part-nya. Nggak sedikit yang berpindah kendaraan. Kami yang masih setia, hanya melongo. Ada yang ragu, ada yang merasa bahwa ini adalah tepa-selira. “ Cocok, Indonesia yang aku rindukan”.
Menunggu kernek, kami bercerita tentang si kernek, dengan narator sang supir. Semua masih belum bisa menerima dan tetap menyalahkannya. Sampai datangpun mereka masih saja menvonisnya. Aku menyelutuk,“ Andaikan dia sepintar yang kalian maksud, nggak mungkin dia disini, bisa saja dia seseorang”. Mereka diam. Akhirnya perjalananpun dilanjutkan. Itulah hidup, sepele tapi banyak disekitar, tergantung, apakah mau sedikit berkeringat meraihnya? Atau menunggunya nongol didepan mulut tinggal telan saja?
"While I'm safe there in your arms, so all I ask is for you to come away with me in the night... Come away with me"
Seperti mobil tua, sederhana namun mengajarkan sesuatu. Bayangkan kendaraan itu harus mogok hanya karena sebuah penyambung kabel. Semua elemen dikendaraan itu berharga. Andaikan tidak ada roda, bisa-bisa kami menuju ke pemakaman. Sekecil apapun peran baut, mungkin hanya di roda tetapi elemen yang dibutuhkan kendaraan untuk berjalan mulus. Konon, Titanic, kapal legenda itu, karam setelah bautnya copot karena tubrukan dengan gunung es. Hanya sebuah baut bisa membunuh ribuan jiwa.
Janganlah berkecil hati karena merasa elemen terkecil dalam suatu lakon. Seperti kendaraan tadi, walau telah memiliki semua elemen yang lengkap, akhirnya mogok karena ketidaksiapan dan keteledoran. Jadi banyak faktorlah untuk mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan.
Monday, July 9, 2007
SULAMAN EMAS DIKUTANG
HAI, BULAN DIATAS SANA
KAU LUKAI HATIKU
OH MUSAFIR, JIWA YANG HILANG
KENAPA DIRIMU SEPERTI ITU?
TANPA PESAN DAN KATA ENGKAU PERGI
APA SALAHKU?
“JANDA” TANPA NIKAH DAN KAWIN
KINI...AKU MILIK ORANG BAIK
TAPI AKU INGAT dan BENCI
HAK MEMILIH ITU
Pertama aku tersenyum, terus tertawa, terus terdiam, terus berpikir termenung ditertawakan bulanmu, terus...rahasiaku. Aku menerima semua itu! Petang itu, dipernikahan itu, aku “melihat” keluargamu “lengkap”. Tuhanku telah mengabulkan permintaan yang jarang sekali kulakukan. Kutangku akan selalu bersamaku. Kenapa milih kutang?
MANGKAT
Tulisan ini adalah buah karya seorang Digulist, seorang merah, seorang buangan, seorang Jawa, seorang pejuang pena sebelum kemerdekaan RI. Diumumkan dalam Jawi Hiswara, 23 Desember 1918, halaman 1, kolom 1-2. ( aku akan mengejanya tanpa menyuntingnya). Diambil dari buku SANG PELOPOR, Pramoedya Ananta Toer, Lentera Dipantara.
MANGKAT
(Mas Marco Kartodikromo)
Dengan terperanjat saya dapat kabar, bahwa Raden Mas Tirto Hadi Soerjo, ketika hari Sabtu yang baru berselang meninggal dunia ada di rumah sakit di Glodok Betawi.
Pembaca yang terhormat yang baru berkenalan dengan surat kabar dalam 4-5 tahun saja, boleh jadi belum tahu terang keadaan beliau, siapakah Raden Mas Tirto?
Raden Mas Tirto Hadi Soerjo, ialah seorang bangsawan asali dan juga bangsawan kafikirin, Bumiputera yang pertama kali menjabat jurnalis; boleh bilang tuan T.A.S induk jurnalis Bumiputera di ini tanah Jawa. Tajam sekali beliau punya pena, banyak pembesar-pembesar yang kena kritiknya jadi muntah darah dan sebagian besar suka memperbaiki kelakuannya yang kurang senonoh. Pertama kali beliau jadi Redaksinya PEMBRITA BETAWI, lalu terbitan sendiri surat bulanan atau mingguan akhirnya MEDAN PRIYAYI yang begitu kesohor, tetapi oleh kurang hemat memegang duit, MEDAN PRIYAYI tidak dapat hidup lama, dan Heer Tirto seperti ahulia* lantas hidup menganggur ada di hotel Samiromo Waltevreden dalam pemeliharaanya Heer Gunawan, sebab hotel itu pada galibnya ada kepunyaan Heer Tirto yang dengan keridlaan diserahkan pada Heer Gunawan.
Sekarang masuk usia 38 tahun benar, beliau mulai yang penghabisan buat selama-lamanya, maka dengan kepedihan yang amat sangat, tidak lupalah saya berdoa of bermohon akan Tuhan Yang Maha Kuasa, mudah-mudahan arwah beliau itu diberi apalah kiranya jalan terang, tujuan langsung, makam luas dan hujan rahmat agar supaya dapat melimpah untuk putra-putra beliau yang masih ketinggalan didunia, dapat melangsungkan kehidupan mencapai kemuliaan di muka bumi, sebab saya ingat, beliau itu dulu mempunyai 3 putra-putri, seorang lelaki 2 perempuan, yang laki itu yang sulung, keluar dari pada Prinses Van Bacan, jadi ini putra terhitung erfvost dari itu kerajaan kecil, adapun yang 2 perempuan, keluar dari orang biasa saja yakni Raden Ayu Tirto yang dulu ada di Bogor.
Entah, itu 2 anak perempuan dan ibunya sekarang tinggal dimana, saya tidak tahu lagi, meski begitu berhubunng jasanya Heer Tirto pada Bumiputera yang begitu besar, tempo-tempo terkenang-kenanglah saja akan mereka berdua putri yang pada masa ini kira-kira sudah jadi gadis yang hampir akil balig.
Pembaca yang terhormat jangan heran saja kata jasa Heer Tirto begitu besarnya pada Bumiputera, itu bukan omong kosong, karena Heer Tirto tidak saja seperti diatas sudah saja bincangkan ada di induk jurnalis Bumiputera, juga semata-mata jadi pengoncang Bumiputera bangun dari tidurnya, berapa kali beliau di diverbannen lantaran membela si lemah, yang petama ke Teluk Bitung dua bulan, penghabisannya ke Ambon hingga 6 bulan, itupun tidak lain melainkan lantaran saking niat meperlindungi si kecil.
Heer Tirto sejak msih sukamenanmpakkan diri di dunia jurnalistik, namanya bikin kagum untuk orang besar of kaum pemerintah yang suka main pat-pat gulipat, sebab kalau beliau sudah mulai mau menggasak orang, kerasnya bukan patut, tetapi kalimat-kalimatnya dalam karangan yang tajam-tajam, susah hakim bisa mengikat, hal mana pada selidik saja, walalupun jaman sekarang sudah banyak jurnalis yang gemblengan, en toh belum satu yang dapat memadai tentang kecerdikan beliau dalam jurnalistik; inipun bukan omong kosong lagi.
Jaman sekarang, banyak sekali jurnalis yang gagah berani, tetapi mudah di jebak, sedang jurnalis yang cerdik keberanian kurang. Tidak begitu Tuan Tirto, dua-duanya boleh ditiru.
Sayang Tuan Tirto lantas meletakkan kalamnya dan sekarang malah mengaso buat selama-lamanaya.
Tetapi apakah tak akan ada penggantinya kelak?
Ada!
yaitu Heer Wignyadisastra Directeur Hoofd Redacteur KAUM MUDA dan Heer Marco Redacteur SINAR HINDIA, beliau ini dua-duanya dulu ada terpimpin betul oleh beliau almarhum, lantaran mana kalau mereka suka mengambil contoh akan beliau, saya percaya bahwa merka niscaya dapat meniru. Amien!
Sunday, July 8, 2007
TATTO BUKAN ALASAN UNTUK DIBEDAKAN
Malam itu, dipaviliun temanku, Keramat Jati. Aku di Jakarta untuk proyek sipil sendiri. Aku sewa pavilliun itu, walau tuan rumah menolak dibayar. Teman dan bisnis adalah hal yang berbeda. Semua kuli2ku telah buka baju atasan, badannya bertattoo. Rekan2ku kaget, tattoo mereka memang buatan seniman namun tanpa kisah walau artistik. Semua orang yang didalam paviliun itu bertattoo. Sementara para kuli-ku lulusan rumah prodeo, dari psl 246, 254, 312, 351 dan 378 KUHP. Anak kuliahan ga bisa ngomong. Sementara kuli2ku dilengan, dada dan punggungnya tertulis nama wanita yang mungkin pacar, kecengan, atau ibunya malah istri lurah; atau tergambar hati ditembus panah. Pokoke gagahlah! Mereka mintaku agar buka juga, aku jawab,“ Ga punya tattoo. Lahir tanpa tattoo, kenapa mati membawa tattoo?”. Mereka terbahak ngeledek. Aku diam nyengir. Dengan wibawa tersisa, aku memaksa mereka mandi. Dibawah ancaman gaji dipotong segera mereka ngacrit. Setelah mandi, mereka berkumpul, dan tetap pamer badan, Ha…ha…ha. Ledekan itu masih terdengar walau aku di kamar mandi.
Aku lupa bawa kutang pengganti jadi hanya pakai celana pendek aja kembali dari WC. Sementara handukku kecil. Sebelumnya aku nginap di abangku. Wah semakin berisik! Mereka bilang badanku putih mulus cing! Tapi, ketika tirai pembatas ruang itu kubuka, mereka terdiam. Kaget dengan bekas2 luka ditubuhku. Mereka bertanya tentang luka2 itu. Aku bilang kalau luka2 itu dari eks sangkur, sepatu tentara, srempetan peluru. Sesegera mungkin semuanya memakaikan kembali kaos singlet masing2. DIATAS MAHAMERU MASIH ADA AWAN, SELANJUTNYA ATMOSFER, BARU BULAN Dst.