Monday, July 16, 2007
TOS DULU LAH GELAS KITA NIH !
Ketika itu aku baru nyampe di Bandung. Dah lama ga ketemuan teman senasib, makanya aku langsung menggunakan motor matik kesana setelah menculik teman lain dari proyeknya. Kami berangkat ke Bandung Indah Plaza (BIP) untuk menculik teman yang sedang kerja di proyek renovasi BIP. Tanpa perlawanan berarti, mereka aku giring ke gerai Sturback Coffee. Langsung saja aku pesan, dan mereka pun ngaku kalau jarang sekali bertemu sebelumnya. Kasihan, padahal sama-sama di Bandung. Langsung aja deh mereka curhat dari soal kerjaan, negara, musik, kampus, nostalgia sampai ke inti pembicaraan, cewek. Nah disini ini yang menjadi masalah. Teman yang kerja di BIP merasa jarang ke cafe ini. Alasannya mahal dan terlalu elit, masa segelas kopi di gerai ini bisa dia beli sekresek kopi.
Langsung aja temanku kotbah. Dibawah ini adalah kutipan kotbahnya:
“...Sejarah kopi dari sekitar abad 9, di Ethiopia menyebar ke Mesir dan Yaman, dan kemudian pada abad 15, menjangkau Persia , Turki dan Afrika. awalnya kopi kurang begitu diterima oleh sebagian orang. Tahun 1511, karena efek rangsangannya dilarang para imam konservatif othodoks di Mekah. Tetapi karena popularitas minuman ini, larangan tersebut tahun 1524 dihilangkan oleh Sultan Selim I, Kesultanan Utsmaniyah Turki. Di Kairo, Mesir, juga tahun 1532.....”
Ini sih katanya; terserahlah, aku mau seruput kopi dulu...hmmmm...passss!
Dia langsung lanjut lagi kotbah setelah tentunya menyeruput gelasnya juga:
“...Dari Arab, kopi menyebar ke Eropa, menjadi populer abad ke-17. Orang Belanda-lah yang pertama kali mengimpor kopi dalam skala besar ke Eropa, dan menyelundupkan bijinya tahun 1690, karena tidak diijinkan keluar kawasan Arab. Kemudian berlanjut pada penanaman kopi di Jawa, oleh Belanda.
Ketika kopi mencapai kawasan koloni Amerika, awalnya tidak sesukses di Eropa, karena dianggap kurang bisa menggantikan alkohol. tetapi, selama Perang Revolusi, permintaan terhadap kopi meningkat cukup tinggi, sampai para penyalur harus membuka persediaan cadangan dan menaikkan harganya secara dramatis; hal ini didasari menurunnya persediaan teh oleh pedagang Inggris. Minat orang Amerika terhadap kopi bertumbuh pada awal abad 19, menyusul terjadinya perang tahun 1812, di mana akses impor teh terputus sementara, juga karena meningkatnya teknologi pembuatan minuman, maka posisi kopi sebagai komoditas sehari-hari di Amerika menguat. Ada 2 spesies besar dari tanaman kopi:
Arabica adalah kopi tradisional, dan dianggap paling enak rasanya. Kopi Arabika biasanya dinamakan oleh dermaga tempat diekspor, 2 tertua adalah Mocha dan Jawa. arabika di Indonesia ditanam di Aceh, SumateraUtara, Sulawesi Selatan, Bali, dan NTT. Kopi arabika hanya ditanam sebagian kecil petani. Padahal, harga kopi arabika di pasar dunia tetap tinggi. Kopi arabika ditentukan oleh bursa kopi di NewYork.
Coffee canephora (Robusta) mempunyai kandungan Kafein lebih tinggi dan boleh ditanam dikawasan yang tidak sesuai arabica. Mendorong penggunaannya sebagai ganti murah bagi arabica dalam perdagangan. Robusta mutu tinggi digunakan sebagai bahan campuran espresso, untuk cost yang lebih rendah. Di Italia, kebanyakan espresso menggunakan Robusta digoreng garing (dark roasted). Robusta biasanya tidak dinikmati sendiri, karena rasanya yang pahit dan asam. Umumnya petani di Indonesia menanam kopi robusta, harganya rendah. Di pasar dunia saat ini kopi robusta sedang membanjiri pasaran, terutama kopi robusta produksi Brasil dan Vietnam. Kopi jenis ini umumnya ditanam petani di Bengkulu, Lampung, dan Sumatera Selatan. Satu jenis kopi yang tidak biasa dan sangat mahal harganya adalah sejenis robusta di Indonesia yang dinamakan kopi luwak (Common Palm Civet). Kopi ini dikumpulkan dari kotoran luwak, yang proses pencernaanya memberikan rasa yang unik. harga robusta ditentukan oleh bursa kopi di London.
Kopi biasanya minuman dihidangkan panas, dan dari biji dari tanaman kopi yang dipanggang atau digoreng. Kopi merupakan sumber utama cafein. Walaupun tidak diketahui ramai, sebagian kopi bertambah baik mutunya dan nikmat jika semakin berumur, asemnya berkurang. Beberapa produsen menjual biji kopi yang telah disimpan selama 3 tahun, bahkan beberapa kedai khusus menyimpannya 8 tahun. Proses pengorengan adalah penting bagi menghasilkan segelas kopi yang berperisa. Apabila digoreng, biji kopi hijau mengemban, bertukar warna dan padat, warna bertukar menjadi kuning dan kemudian perang "kayu manis" lembut. Saat pengorengan, minyak kelihatan pada permukaan biji kopi. Biji kopi semakin gelap sehingga pemanasan dihentikan...”. Akhirnya teman ini selesai kotbahnya.
Maaf kalau agak gantung, karena hanya itu yang aku ingat.
Kalau yang ini siraman rohani dari teman lainnya:
“...Air yang digunakan untuk pembuatan kopi harus bersih, direbus matang. Jika menggunakan coffee maker, sebaiknya di cuci bersih, agar ampas yang tersisa tidak mempengaruhi aroma dan menambah rasa asem. Ada berbagai macam cara pembuatan, dari Sabang hingga Merauke, Banda Aceh hingga NewYork, atau Kutub Selatan hingga Kutub Utara. Di Indonesia, segelas kopi buatan Sumatera yang alami, masih yang terbaik. Kopi yang telah halus dimasak dengan rebusan air, kadang ditambahkan dengan kayu manis dan rempah-rempah lainnya. Ada juga yang mencampur bubuk kopi dengan sedikit cengkeh. Gula putih juga kadang digantikan dengan gula merah. Jika direbus, sebaiknya kopi dan airnya ditutup sejak direbus hingga kira-kira 3 menit setelah api dimatikan. Uap dari perebusan kopi jangan sampai keluar dari wadah rebusan. Kopi akan merata, ampasnya akan mengendap dibagian bawah wadah perebusan.
Hmmmm..nikmat lah...tapi hati-hati! Ga semua orang bisa meminumnya, karena minuman ini sajian para Dewa dan Dewi. Segelas kopi adalah teman yang paling nikmat buat orang yang suka begadang, melamun, atau surfing internet; ditambah dengan keletak bunyi bakaran tembakau. Ada seorang tetanggaku, ketika aku masih SD, meninggal karena kopi. Jika giginya tidak kuning oleh kopi, berarti dia belum ngopi...ini mah edan..jangan di ikutin, jangan-jangan kencingnya juga darahnya telah hitam. Cukup 2x sehari, pagi & sore...”
Sayangnya, Raja Dangdut Haji Rhoma Irama lupa memasukkan 1 kata lagi dalam tembang hits nya, “....BEGADANG JANGAN BEGANDANG..KALAU TIADA ARTINYA...”. Seharusnya Bang Haji menambahkan “...BEGADANG BOLEH SAJA JIKA SAJA ADA KOPINYA...” Ha Ha Ha Ha! Ini pendapat aku sendiri kok, dalam hati!
PS: jika anda minum kopi, dan rasanya cocok di lidah, menambah gairah, berarti hormon adrenalin ikut terpacu, dan ada kehangatan dada, tolong bisikan magic word ini ....PASSS!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment